Penghapusan peminatan IPA, IPS dan Bahasa di SMA, Apa Perubahannya?

Penghapusan peminatan IPA, IPS dan Bahasa di SMA, Apa Perubahannya?

Para ibu yang memiliki anak yang baru masuk Sekolah Menengah Atas (SMA) atau masih duduk di bangku SMA mungkin saat ini merasa kebingungan. Ya, memang ada perubahan yang cukup signifikan yang dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) terkait peminatan di SMA.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan resmi menghapuskan cabang ilmu pengetahuan, ilmu sosial, dan bahasa pada tingkat menengah. Penghapusan atau peniadaan peminatan ini di SMA akan segera dilaksanakan pada tahun ajaran 2024/2025. Rupanya, hal ini merupakan bagian dari implementasi program prototype atau program merdeka belajar.

Kepala Badan Standar Kurikulum dan Evaluasi Pendidikan Nasional (BSKAP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Anindito Aditomo mengatakan penghapusan peminatan di sekolah menengah akan dilaksanakan bertahap mulai tahun 2021. Ada setahun setelahnya. implementasinya, hanya 50 persen sekolah menengah yang telah melaksanakan program ini.

“Pada tahun ajaran 2024 saat ini, tingkat penerapan kurikulum mandiri sudah mencapai 90-95 persen untuk SD, SMP, dan SMK. Di kelas 11 dan 12 SMP, siswa yang sekolahnya menggunakan Kurikulum Merdeka bisa memilih mata pelajaran. lebih leluasa berdasarkan minat, bakat, keterampilan, dan cita-citanya untuk melanjutkan studi atau berkarir,” kata Anindito kepada Detik, Kamis, 18 Juli 2024. Saat ini program Merdeka telah dilaksanakan di hampir 2.500 sekolah peserta Program Sekolah Mengemudi (PGP) dan 901 Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Unggulan (SMK PK).

Perubahan penting: tidak ada lagi derajat

Bagi para ibu yang tumbuh di bangku SMA, jurusan sains, IPS, dan seni bahasa, hal ini mungkin cukup membingungkan. Kalau tidak ada lagi peminatan, bagaimana anak belajar sesuai minatnya?

Sebaliknya, tanpa peminatan, siswa harus lebih kritis dan memilih apa yang diinginkannya. Siswa kelas 11 dan 12 sekolah menengah yang sekolahnya menggunakan kurikulum mandiri dapat lebih leluasa memilih mata pelajaran https://imigrasitanjungpinang.com/ berdasarkan minat, bakat, keterampilan, dan cita-citanya untuk melanjutkan pendidikan atau kariernya. Misalnya, jika seorang anak ingin berkarir di bidang ilmu komputer atau teknik, maka ia diperbolehkan mengambil mata kuliah matematika dan fisika tingkat lanjut tanpa mengambil mata kuliah biologi.

Namun, ia juga dapat mengambil kursus bahasa Inggris, yang ia yakini dapat meningkatkan kemampuan bahasanya ketika ia memiliki karir nanti. Siswa yang tertarik pada bisnis juga dapat mengambil mata kuliah ekonomi dan matematika saja, tetapi tidak mengambil mata kuliah fisika.

“Dengan meniadakan jurusan di SMA, program Merdeka mendorong siswa untuk mengeksplorasi dan merefleksikan minat, bakat, dan cita-cita karirnya, kemudian memberikan kesempatan untuk mengambil mata kuliah pilihan secara lebih fleksibel dalam rencana ini,” kata Anindito. . .

Penghapusan jurusan sarjana diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk mendaftar pada jurusan yang sesuai dengan minatnya, apapun latar belakang ilmu sarjananya, baik itu ilmu sosial humaniora (social sciences) maupun ilmu pengetahuan dan teknologi (sains dan teknologi). Mata kuliah wajib tetap ada dan diajarkan kepada mahasiswa, namun dengan dilaksanakannya program studi mandiri maka mahasiswa dapat memilih minimal 7 mata kuliah pilihan.